Minggu, 20 Maret 2011

terapi cairan perioperatif

Perioperatif Fluid Management
dr. Isngadi, M.Kes., SpAn
Dept. Anesthesiology
dr. Saiful Anwar Hospital / Brawijaya University, School of Medicine
Malang
Fisiologi Cairan Tubuh
 
         ICF                ISF                 IVF
          40 %             15%                 5%
            Total Cairan tubuh : 60% BB
Tujuan Penatalaksanaan Cairan Perioperatif
Mempertahankan volume intravascular
Menjaga Transport Oksigen
Memenuhi Kebutuhan Basal Cairan
indikasi terapi cairan
Tidak dapat minum cukup pengganti urine, keringat, nafas
Koreksi ketidak-seimbangan cairan (jumlah & komposisi)
Koreksi kehilangan abnormal
Perlu nutrisi intravena (usus tidak berfungsi)
Cairan Maintenance
Cairan Replacement
Cairan Nutrisi
Bilamana pasien perlu mendapat infus ?
Tidak dapat minum cukup cairan pengganti kehilangan
Perlu koreksi ketidak-seimbangan cairan  (jumlah dan komposisi elektrolit)
Perlu nutrisi intravena karena usus tidak berfungsi
Perlu jalan masuk vena untuk obat   (keep vein open)_
Cairan Maintenance
Mengganti kehilangan cairan rutin           (turn over ECF)
keluar urine (25 ml/kg/hari)                       
keringat + uap air nafas (700 ml/m2/hari)
Pasien 50 kg = 1.5m2 mengeluarkan cairan         (50 kg x 25 ml) + (1.5 x 700 ml) = 2250 ml
Jumlah ini harus diganti agar               keseimbangan cairan terjaga baik
Kebutuhan sehari
Volume  :  2000 ml (40 - 50 cc/kg)
 Natrium : 100-200 mEq (2-4 mEq/kg)
Kalium   :   50-150 mEq ( 1-3 mEq/kg)
Kalori     :   1500 kcal  ( 25-30 kcal/kg)
RD 1000 + D5 1000 ml Natrium   147       Kalium         4         Kalori       400
KaEnMg 2000 ml Natrium    100 Kalium       40 Kalori       800
Pedoman terapi cairan
cairan keluar = cairan masuk
Cairan Intravena
Terapi cairan intravena terdiri dari infus kristaloid, koloid, atau kombinasi keduanya.
1.Cairan kristaloid :
  Merupakan cairan encer yg   terdiri dari ion-ion (garam) dg BM rendah, dg atau tanpa glukosa. Cairan ini cepat setimbang dan didistribusi seluruhnya ke ruang cairan ekstrasel.
2. Cairan koloid terdiri dari substansi dg BM tinggi spt protein atau polimer glukosa besar, yang berfungsi menjaga tekanan onkotik koloid plasma dan sebagian besar tetap berada intravaskuler
Cairan Kristaloid
Pemilihan cairan berdasarkan jenis kehilangan cairan.
üKehilangan air diganti dg cairan hipotonik (cairan maintenance-type)
üKehilangan air disertai defisit elektrolit diganti dg cairan elektrolit isotonik (cairan replacement-type)
üKehilangan cairan intra operasi kebanyakan adl isotonik, umumnya digunakan cairan replacement-type, umumnya digunakan Ringer Laktat 
Waktu paruh intravaskuler : 20-30 menit
...con’t cairan kristaloid
Ringer Laktat
  hipotonik ringan, td. 100mL H2O dan Na 130 meq/L, plg fisiologis u/penggantian ciran dlm jml besar.
Normal salin
  cairan pilihan u/asidosis metabolik hiperkloremik dan u/mencairkan packed RBC sebelum transfusi
D5W
  u/mengganti defisit air murni dan sbg cairan maintenance bagi pasien dg pembatasan natrium
Cairan Koloid
Waktu paruh intravaskuler : 3-6 jam
Indikasi penggunaan koloid :
1.Resusitasi cairan pd pasien dg defisit cairan intravaskuler berat (contohnya syok hemoragik) sblm tersedia darah u/transfusi
2.Resusitasi cairan pd pasien yg mengalami hipoalbuminemia berat
3.Digunakan setelah resusitasi dg kristaloid saat EBL >20%, sebelum transfusi.   
FAKTOR-FAKTOR YANG DIEPERHATIKAN  DALAM PEMBERIAN TERAPI CAIRAN
Perbandingan komposisi
pada berbagai cairan infus
Seorang Dewasa BB 60 kg akan dilaksanakan operasi herniotomy. Pasien puasa 8 jam prabedah, lama operasi lebih kurang 1 Jam.
Berapa volume cairan yang diperlukan ?
Apa cairan yang dipilih ??
Jenis-Jenis larutan elektrolit
berdasarkan tonisitasnya