—ENDOUROLOGY
(Lecture D 4 Poltekes Malang)
(Lecture D 4 Poltekes Malang)
—BESUT DARYANTO
—SMF UROLOGY RS SAIFUL ANWAR MALANG
—INDIKASI OPERASI PADA BPH
—BPH yang sudah menimbulkan komplikasi ( Retensi urine, Batu buli, Infeksi berulang, Hematuria berulang dan Penurunan fungsi ginjal )
—Medikamentosa gagal
—Pilihan penderita
—
—
—PEMILIHAN JENIS OPERASI BPH
—TURP ( Trans Uretra Resection of the Prostat/ reseksi prostat trans uretra ) : merupakan pilihan pada pasien dengan volume prostat kurang dari 80 sd 100 cc
—Open prostatektomi di indikasikan pada pasien dengan volume prostat lebih dari 80 sd 100 cc
—Komplikasi TURP lebih sedikit dibandingkan open prostatektomi
—Keuntungan TURP
—Lama rawat lebihi pendek
—Recovery lebih cepat
—Komplikasi lebih sedikit
—Perawatan post operasi lebih mudah
—Persiapan operasi TURP di ruangan
—Lebih sederhana dibanding open prostatektomi
—Tidak perlu cukur rambut pubis
—Tidak perlu dilakukan lavement karena dimungkinkan terjadi buang air besar saat operasi
—Antibiotika profilaksis diberikan di kamar operasi
—
—
—TURP ( Kamar Operasi )
—Antibiotika profilaksis diberikan 30 menit sebelum operasi ( tergantung obat yang diberikan )
—Posisi litotomi
—Irigan yang dipakai untuk TURP adalah aquadest steril ( kecuali pada pemakaian alat TUR in Saline/ TURIS)
—Ketinggian irigan 60 cm dari ketinggian pasien
—Operasi harus dihentikan apabila terjadi TUR sindrome meskipun operasi abru berlangsung
—TUR Syndrome
—Merupakan salah satu komplikasi yang bisa terjadi ( sekitar 1 sd 2 %)
—Tanda-tandanya: bisa terjadi penurunan kesadaran, mual sd muntah, penurunan nadi dan peningkatan tekanan darah serta hiponatremia )
—Tindakan yang dilakukan : operasi dihentikan, diberikan diuretik ( furosemide ) dan koreksi natrium
—Preventive : operasi tidak terlalu lama ( 60 sd 90 menit ), ketinggian irigan diperhatika.
—Perawatan Pasca TURP di ruangan
—Spoeling yang dipakai Nacl 0,9 %
—Boleh dilakukan traksi maksimal 24 jam
—Spoeling dihentikan setelah urine jernih
—Kateter dilepas setelah urine jernih tanpa spoleing
—Saat melepas kateter tidak perlu dilakukan bladder traing terlebih dahulu
—Lama rawat secara normal tidak lebih dari 5 hari
—OPEN UROLOGI
—OPERASI BATU URETER
—OPERASI BATU BULI
—OPERASI HIDROCELE
—Persiapan operasi ureterolititomi
—BOF/ Plain Foto Abdomen pre operatif pada pasien dengan batu opague
—Setelah dilakukan foto langsung dikirim ke kamar operasi dan pasien tidak boleh berdiri karena letak batu dapat berubah
—Tidak perlu dilakukan Xray pada batu non opague
—Ureterolitotomi
—Posisi lumbotomi ada batu ureter proksimal
—Insisi lumbotomi pada batu ureter proksimal
—Posisi terletang pada batu ureter distal
—Insisi gibson pada batu ureter distal
—Pada batu ureter distal dapat dilakukan insisi midline infra umbilikal atau pfannenstiel
—
—Perawatan pasca operasi di ruangan
—Infus segera dilepas setelah intake cukup
—Kateter dilepas setelah 24 jam ( tidak boleh dilakukan bladder training)
—Drain dilepas bila produksi kurang atau sama dengan 20 cc selama 24 jam ( darin harus dikosongkan setiap hari )
—Produksi urine harus dicatat setiap hari
—Mobilisasi sedini mungkin, lama rawat rata rata 3 sd 4 hari.
—VESICOLITOTOMI
—Diindikasikan pada batu buli besar ( >3 cm ) dan multiple
—Insisi midline infraumbilikal atau pfannenstiel
—Kateter dipasang selama 7 hari
—Drain dilepas 1 sd 2 hari setelah kateter bila produksi kurang atau sama dengan 20 cc selama 24 jam
—Bila terjadi leakage yang ditandai produksi darain yang bertambah setelah lepas kateter maka harus dipasang kateter ulang selama 1 minggu dan evaluasi ulang.
—HIDROCELECTOMI
—Pada anak insisinya trans inguinal sekaligus untuk melakukan koreksi bila didapatkan hernia
—Pada dewasa insisinya adalah trans skrotal
—Pada hidrocle funiculi dilakukan ekstirpasi intoto
—Pada hidrocele testis dilakukan eksisi dan marsupialisasi
—
Tidak ada komentar:
Posting Komentar