Selasa, 22 Februari 2011

askep sindroma koroner akut

ASUHAN KEPERAWATAN
 KLIEN SINDROMA KORONER AKUT
Oleh :
Ns. Tri Cahyo S, M.Kep., Sp.MB
Tujuan Pembelajaran
1.Tujuan Umum
  Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada klien dengan sindroma koroner akut
2.Tujuan Khusus
  Mahasiswa mampu :
a.Menjelaskan definisi sindroma koroner akut
b.Menjelaskan faktor resiko sindroma koroner akut
c.Menyebutkan klasifikasi sindroma koroner akut
d.Menjelaskan komplikasi sindroma koroner akut
e.Menjelaskan penatalaksanaan pada sindroma koroner akut
f.Menjelaskan pengkajian pada sindroma koroner akut
g.Menyebutkan diagnosa keperawatan pada sindroma koroner akut
h.Menjelaskan rencana keperawatan pada sindroma koroner akut
Definisi SKA:
Suatu sindroma klinis yang biasanya, tapi tidak selalu, disebabkan oleh atherosclerotic CAD, dan berkaitan dengan peningkatan risiko kematian dan infark miokard akut
Definisi
Sindrom klinik yang  mempunyai  dasar patofisiologi yang sama yaitu adanya erosi, fisur, ataupun robeknya plak atheroma
menyebabkan trombosis intravaskular yang menimbulkan ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard
Sindrom ini menggambarkan suatu penyakit yang berat, dengan mortalitas tinggi.
Mortalitas tidak tergantung pada besarnya prosentase stenosis (plak) koroner, namun lebih sering ditemukan pada penderita dengan plak kurang dari 50 - 70% yang tidak stabil
  yaitu fibrous cap dinding (punggung) plak yang tipis dan mudah erosi atau ruptur




Sindroma Koroner Akut (SKA):
Nyeri dada iskemik (angina) pd saat istirahat atau dgn aktivitas fisik minimal atau emosi (lama 2 x 5 menit atau >10 mnt)
Adanya bukti Penyakit Jantung Koroner (PJK):
  -EKG: ST depresi, T inversi, ST elevasi sesaat
  -Peningkatan enzim CK-MB atau Trop T
  -Bukti PJK dari angiografi koroner/perfusion scanning        
Nyeri dada sebagai gejala utama
Nyeri Dada pada PJK:
A.Deskripsi nyeri dada: seperti ditekan, di substernal, menjalar ke lengan kiri leher, atau rahang
B.Dicetuskan oleh aktivitas fisik atau emosi berkurang dengan istirahat atau obat nitrat 
Faktor Risiko:
1.Dapat dimodifikasi
  a. Kadar kolesterol tinggi
  b. Tekanan darah tinggi
  c. Merokok
  d. Diabetes Melitus
  e. Kegemukan
  f. Kurang aktivitas
  g. Stress
2.Tidak dapat dimodifikasi
  a. Jenis kelamin
  b. Usia
  c. Faktor keturunan
Kolesterol Serum Tinggi
Peningkatan kadar kolesterol dapat memicu timbulnya PJK
Dua macam lipoprotein LDL (bad fat) dan HDL (good fat)
 Kurang Aktivitas
ØKurang aktivitas meningkatkan risiko obesitas
ØHDL meningkat pada individu dengan aktivitas fisik yang adekuat dan  teratur
ØAktivitas meningkatkan kolateral pembuluh darah
Klassifikasi Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Angina Pektoris Tidak Stabil
  Angina pektoris tidak stabil (APTS/UAP, unstable angina) ditandai dengan :
ØNyeri dada yang mendadak dan lebih berat, yang serangannya lebih lama (lebih dari 20 menit) dan lebih sering
ØAngina yang baru timbul (kurang dari satu  bulan), angina yang timbul dalam satu bulan  setelah serangan infark juga digolongkan dalam angina tak stabil.
Infark Miokard Akut
Definisi
Myocardial infarction ("heart attack") is the irreversible damage of myocardial tissue caused by prolonged ischemia and hypoxia
Etiologi
MI is usually caused by reduced blood flow in a coronary artery due to atherosclerosis and occlusion of an artery by an embolus or thrombus
Penyebab lain :
ØVasospasm (sudden constriction or narrowing) of a coronary artery)
ØDecreased oxygen supply (eg, from acute blood loss, anemia, or low blood pressure)
ØIncreased demand for oxygen (eg, from a rapid heart rate, thyrotoxicosis,or ingestion of cocaine)
  In each case, a profound imbalance exists between myocardial oxygen supply and demand.
Manifestasi Klinik Infark Miokard Akut
Nyeri dada khas infark: nyeri dada atau leher atau rahang (seperti ditekan atau dihimpit) berlangsung lebih dari 30 menit
Disertai gejala sistemik : berkeringat seluruh tubuh, mual dan muntah, sesak
Pemeriksaan fisik : Hipotensi, ronkhi basah basal, keringat dingin, edema paru, mitral regurgitasi sesaat

Luas dan Lokasi Infark
Luas dan lokasi infark miokard tergantung dari :
1.Lokasi dan derajat atherosklerosis
2.Lokasi, derajat, ada/tidaknya spasme arteri koroner
3.Ukuran vaskularisasi yang terganggu
4.Jauhnya sirkulasi kolateral
5.Kebutuhan oksigen miokard yang perfusinya terganggu
Perubahan fungsi akibat infark :
1.Daya kontraksi menurun
2.Gerakan dinding abnormal
3.Perubahan daya kembang ventrikel
4.Penurunan curah sekuncup
5.Penurunan fraksi ejeksi
6.Peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik
7.Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri

Derajat gangguan tergantung :
1.Ukuran infark
Infark yang melebihi 40 % miokardium berkaitan dengan insiden syok kardiogenik yang tinggi.
2.Lokasi infark
Infark dinding anterior lebih besar kemungkinannya mengurangi fungsi mekanik dibandingkan dengan kerusakan dinding inferior.
3.Fungsi miokardium yang tidak terlibat
Infark tua akan membahayakan fungsi miokardium sisanya.
4.Sirkulasi kolateral
Sirkulasi kolateral, baik melalui anastomosis arteri yang sudah ada atau melalui saluran yang baru terbentuk, dapat berkembang sebagai respon terhadap iskemia yang kronik dan hipoperfusi regional guna memperbaiki aliran darah yang menuju ke miokardium yang terancam.
5.Mekanisme kompensasi dari kardiovaskuler
Mekanisme refleks kompensasi bekerja untuk mempertahankan curah jantung dan perfusi perifer.
Strategi Diagnosis
Anamnesis: 70-80% diagnosis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
  EKG
  Laboratorium
  Radiologi
 
Pemastian Diagnosis:
Kemungkinan Tinggi (High-Likelihood).
1.Anamnesis:
  Nyeri dada kiri atau lengan kiri sebagai keluhan utama. Riwayat CAD, pernah MCI
2.Pemeriksaan fisik:
  Hipotensi, ronkhi basah basal, keringat dingin, edema paru, Mitral Regurgitasi sesaat
3.EKG: Deviasi (depresi) segmen ST (>1mm), Inversi gelombang T (>0,2mV) yg baru
4.Laboratorium: Troponin T positif, CK-MB meningkat
3. Laboratorium
ØPemeriksaan yang dianjurkan adalah creatinine kinase (CK)MB dan cardiac specific troponin (cTn)T atau cTn I dan dilakukan secara serial.
ØPeningkatan nilai enzim diatas 2 kali nilai normal menunjukan adanya nekoris jantung
ØNilai normal untuk troponin T/I adalah 0,1 – 0,2 ng/dl, dan dianggap bermakna bila > 0,2 ng/dl
Serum Markers of
Acute
Myocardial Infarction
ECHOCARDIOGRAM
The echocardiogram is used to evaluate ventricular function.
It may be used to assist in diagnosing an MI, especially when the ECG is nondiagnostic.
The echocardiogram can detect hypokinetic and akinetic wall motion and can determine the ejection fraction
SKA tanpa ST Elevasi
SKA dengan ST Elevasi
Penentuan Lokasi Infark Miokardial
Penentuan Lokasi Infark Miokardial
Views of the Heart
  Some leads get a good view of the:
TREATMENT
Immediate Treatment
Morfin
Oksigen
Nitrogliserin
Aspirin
Ruang Emergensi
Tujuan tatalaksanan di emergensi pada pasien dicurigai STEMI mencakup
1. Mengurangi/menghilangkan nyeri dada
2. Identifikasi cepat pada pasien kandidat terapi reperfusi segera
3. Triase pasien risiko rendah ke ruangan yang tepat di RS
(Idrus. A dalam Sudoyo A.W, 2006.
Manajemen di emergensi pada kasus diduga atau aktual STEMI antara lain
1. Aspirin 160 – 325 mg kunyah-kunyah
2. Monitoring atau rekam serial EKG
3. Oksigen per nasal canule 4-6 L/menit
4. Nitrogliserin sub lingual, kecuali bila sistolik tekanan darah dibawah 90 mmHg dan denyut jantung 50 X/menit atau lebih dari 100 X/menit
5. Morphine sulfate IV 2-4 mg dan dapat diulang seiap 5 menit
(Morton, 2005 dalam Morton, P.G, et al, 2005; Arief, A, 2007;http:// www.medicastore.com ,2007).
TATALAKSANA
A.  NSTEMI:
   1. Primary PTCA pada kelompok risiko    tinggi
  2. Heparin
  3. Aspirin
  4. Nitrat
  5. Obat penyekat beta
TATALAKSANA
B.  STEMI:
   1. Primary PTCA (Percutaneous           Transluminal Coronary Angioplasty)
  2. Trombolytic (Bila mula serangan <12     jam)
  3. Bila >12 jam heparin
Prosedur Revaskularisasi
1.Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA)
2.Coronary artery bypass graft (CABG)
NURSING DIAGNOSES
1.Ineffective cardiopulmonary tissue perfusion related to reduced coronary blood flow from coronary thrombus and atherosclerotic plaque
2.Potential impaired gas exchange related to fluid overload from left ventricular dysfunction
3.Potential altered peripheral tissue perfusion related to decreased cardiac output from left ventricular dysfunction
4.Anxiety related to fear of death
5.Deficient knowledge about post-MI self-care
COLLABORATIVE PROBLEMS/
POTENTIAL COMPLICATIONS
1.Acute pulmonary edema
2.Heart failure
3.Cardiogenic shock
4.Dysrhythmias and cardiac arrest
5.Pericardial effusion and cardiac tamponade
6.Myocardial rupture
Nursing Interventions
1.Relieving pain and other signs and symptoms of ischemia
2.Improving respiratory function
3.Promoting adequate tissue perfusion
4.Reducing anxiety
5.Monitoring and managing potential complications
6.Promoting home and community-based care
Teaching Patients Self-Care
EXPECTED PATIENT OUTCOMES
Expected patient outcomes may include the following:
1. Relief of angina
2. No signs of respiratory difficulties
3. Adequate tissue perfusion
4. Decreased anxiety
5. Adherence to a self-care program
6. Absence of complications
Time is Muscle ………..

Muscle is Live…………
Pencegahan
lebih baik dari pengobatan

THANK YOU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar